Review film psikologi
KAJIAN PSIKOLOGI FILM: The Forbidden
Door (Pintu Terlarang)
DISUSUN OLEH : silvia devi. a (162030100043)
DOSEN PEMBIMBING : RUGAYA MEIS A.,S.PD.,M.PSI.
Pintu Terlarang (Forbidden Door) merupakan film horor
atau cerita getaran Indonesia yang dirilis pada tahun 2009. Film ini dibintangi
antara lain oleh Fachri Albar, Marsha Timothy, Ario Bayu, Otto Djauhari, Tio Pakusadewo,
dan Henidar Amroe. Cerita film ini diadapasi dari novel berjudul Pintu
Terlarang, karangan Sekar Ayu Asmara. Sekalipun di Indonesia dianggap kurang
sukses, namun film ini ditanggapi positif di dunia Internasional saat
perilisannya di banyak festival. Pintu Terlarang Poster Resmi Sutradara Joko
Anwar Produser Sheila Timothy Penulis Joko Anwar Pemeran Fachri Albar, Marsha
Timothy, Ario Bayu, Otto Djauhari, Tio Pakusadewo, Henidar Amroe. Musik Aghi
Narottama, Bemby Gusti Ramondo GascaroSinematografiIpung Rahmat Syaiful PenyuntingWawan
I WibowoDistributorLifelike PicturesDurasi115 menit Negara Indonesia Penghargaan
Festival Film Indonesia 2009*.Tata Sinematografi Terbaik :Ipung Rachmat
Syaiful*.Penyuntingan Terbaik :Wawan I. WibowoPlotPematung yang berada dalam
puncak kariernya dalam pengeksploitasian temanya yaitu wanita hamil, Gambir
(Fachri Albar) sepertinya mempunyai kehidupan yang sempurna. Selain kesuksesan,
ia mempunyai seorang istri bernama Talyda (Marsha Timothy); sang ibu yang
pengertian (Henidar Amroe); kawan-kawan dekatnya Rio (Otto Djauhari) dan
Dandung (Ario Bayu); serta pemilik galeri yang sudah dianggap seperti ayahnya
sendiri oleh Gambir, Koh Jimmy (Tio Pakusadewo).Dalam kesuksesannya,
tersembunyi kisah mengerikan didalamnya. Pertama kali Talyda menggugurkan
kandungannya, dulu yang mana Gambir masih menjadi pematung biasa diberikan
inspirasi, motivasi, dan sedikit paksaan oleh Talyda untuk memasukkan janin
miliknya kedalam perut sebuah patung hamil. Sejak saat itu hingga menikah,
Talyda membuat perjanjian kepada pemilik Klinik Aborsi untuk memberikan janin
yang sudah dikeluarkan dan disimpan klinik, kemudian diambil oleh Gambir yang
nantinya akan memasukkan janin itu ke dalam perut patung hamil, menurutnya,
itulah sebabnya kenapa patung-patungnya bisa terlihat hidup, karena ada sesuatu
yang seharusnya hidup di dalamnya. Kendati Gambir sebenarnya tidak mau, ia
akhirnya mau karena paksaan Talyda yang mengetahui bakal kesuksesan Gambir
sudah ada. Dari beberapa adegan, mulai terasalah atmosfer sebenarnya antara
orang-orang kepada Gambir. Seperti saat Koh Jimmy memaksa Gambir untuk membuat
pameran patung hamil lagi dengan mengancam akan memeberitahu isi patung
sebenarnya yang dulu pernah dilihat Koh Jimmy pada patung pertamaGambir.Kemudian
di antara kehidupan Gambir yang kini mempersiapkan pamerannya lagi, Gambir
mulai menemui sebuah tulisan berbunyi, "tolong saya" yang banyak ia
temui disekitarnya. Hal ini membuatnya frustasi dan lama kelamaan tumbuh
sesuatu yang aneh. Saat sedang berada di studio Gambir menemukan sebuah pintu
dibalik lemari yang dilarang untuk dibuka oleh Talyda. Talyda menyatakan bahwa
apabila pintu itu terbuka maka perasaannya menjadi hancur dan akan membuat
semua hal di antara mereka menjadi musnah. Setelah di jalan mendapat tulisan
yang sama, Gambir melihat tulisan"Herosase" dibawah tulisan
"tolong saya" dan disinilah ia sekarang, di gedung Herosase tanpa
mengetahui apa tujuan atau fungsi gedung itu dibangun. Seorang resepsionis
gedung itu (Atiqah Hasiholan) memberitahunya bahwa selain anggota dilarang
masuk. Setelah menunggu di luar, ia bertemu Dandung disana danDandungpun
mengajak Gambir untuk menjadi anggota Herosase.Ibu Mona, sang manajer Herosase
menjelaskan keterangan untuk menjadi anggota dengan satu syarat, tidak boleh
ada pertanyaan. Herosase dikatakan didatangi untuk mencari jawaban tanpa
pertanyaan. Maka, Gambir mendapat sebuah kamar dengan pilihan channel,
terungkaplah bahwa Herosase adalah tempat untuk mengetahui gerak-gerik penghuni
rumah-rumah dengan memasang kamera ilegal di setiap sudut rumah-rumah tersebut.
Dari sanalah ia mengetahui seorang anak kecil yang dianiaya orang tuanya, yang
hadir saat beberapa hari yang lalu Gambir lihat, maka Gambirpun berusaha
menolongnya dengan menonton aktivitasnya. Setelah diberitahu Dandung mengenai
kematian anak kecil itu, Gambir menjadi gamang dan melalui pameran patung
hamilnya yang kedua dengan tidak bahagia.Setelah mendengar rumor di pameran
secara sembunyi-sembunyi, Gambir tahu kalau anak kecil itu mungkin masih hidup.
Ia segera pergi ke Herosase dan mencari tayangan anak kecil itu. Saat ketemu,
Gambir melihat sang anak kecil mengambil pisau di dapur dan menggorok leher
kedua orang tuanya, lalu menggorok lehernya sendiri. Gambir yang shock melihat
ke menu channel dan menemukan nama Talyda Sasongko tertera disana. Gambir
melihatnya dan menemukan fakta dibalik fakta yang ia tahu. Ternyata sang ibu
menyuruh Talyda untuk berhubungan seks dengan teman-teman Gambir, yakni Rio dan
Dandung untuk mendapatkan anak setelah tahu bahwa Talyda ternyata tidak ingin
punya anak dari Gambir. Talyda juga telah merayu Koh Jimmy untuk berakting saat
meyakinkan Gambir yang dulu tidak ingin membuat patung perempuan hamil
lagi.Gambirpun menyiapkan pembalasan dengan modus dalih mengundang semua orang
terdekatnya di acara makan malam menyambut Hari Natal. Saat makan malam, Gambir
memasukkan sebuah racun kedalam wine yang dihidangkan bersama makanan. Racun
yang bernama Devilish Pit itu membuat orang yang meminumnya lumpuh selama sepuluh
menit dan hanya bisa melihat dan mendengar saja. Mulailah Gambir mengeksekusi
Koh Jimmy, Rio dan Dandung dengan cara digorok lehernya. Lalu ia membenamkan
muka ibunya kedalam mangkuk besar berisi sup dan untuk Talyda, Gambir menembak
kepalanya. Sebelum meninggal Talyda yang pengaruh racunnya mulai hilang
mengatakan mengenai pintu terlarang itu. Gambir kembali mempertanyakan pintu
itu dan mendobraknya masuk. Tanpa disadarinya, latar studio dibaliknya telah
berganti lorong gelap.Gambirpun melihat seisi ruangan itu yang ternyata adalah
rumah si anak kecil yang dianiaya itu. Ia melihat mayat sang ibu yang wajahnya
sama dengan ibu Gambir, saat itulah Gambir sadar bahwa dunia "Gambir dan
Talyda" adalah imajinasi belaka. Gambir kembali ke tempatnya yang sebenarnya,
sebuah bangsal di rumah sakit jiwa. Anak kecil yang selama ini dilihatnya
adalah kepingan dari masa kecil Gambir dan sebelum ia menggorok lehernya
sendiri dulu, polisi datang ke rumahnya. Gambir yang hidup dalam kesendirian
menjadi frustasi dan menjadi orang yang lebih baik di dunia miliknya sendiri,
kabur dari dunia realita yang kejam. Hasil pikirannya menjadi pematung adalah
berkat jasa seorang wartawati bernama Ranti yang memberikan buku dan majalah
sebagai media imajinasi Gambir. Gambir menghadiahi Ranti sebuah posisi dalam
imajinasinya, yakni sebagai Talyda. Dandung, Rio, Koh Jimmy, dan tokoh lain
adalah pengurus rumah sakit jiwa tersebut, dan digunakan sebagai tokoh dalam
imajinasi Gambir. Di akhir film, Gambir kembali berimajinasi sebagai seorang
pendeta yang menangani sebuah gereja.Setelah kredit selesai berjalan, Ranti
menelepon temannya di kantor dan pergi dari rumah sakit jiwa yang mengurung
Gambir, nama rumah sakit jiwa itu adalah Herosase.
kesimpulan :
Dari review diatas, dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Gambir mengalami gangguan mental terberat yaitu
(Skizofrenia) gila hilangnya kesadaran, perasaan, kemampuan berpikir, dan
berperilaku yang benar.
2. Semua cerita yang ada di dalam film tersebut hanyalah
sebuah imijinasi yang timbul dari pemikiran gambir. Karena dia sudah kehilangan
kesadarannya dan sudah tidak dapat berfikir secara logis.
DOSEN PEMBIMBING : RUGAYA MEIS A.,S.PD.,M.PSI.
Pintu Terlarang (Forbidden Door) merupakan film horor
atau cerita getaran Indonesia yang dirilis pada tahun 2009. Film ini dibintangi
antara lain oleh Fachri Albar, Marsha Timothy, Ario Bayu, Otto Djauhari, Tio Pakusadewo,
dan Henidar Amroe. Cerita film ini diadapasi dari novel berjudul Pintu
Terlarang, karangan Sekar Ayu Asmara. Sekalipun di Indonesia dianggap kurang
sukses, namun film ini ditanggapi positif di dunia Internasional saat
perilisannya di banyak festival. Pintu Terlarang Poster Resmi Sutradara Joko
Anwar Produser Sheila Timothy Penulis Joko Anwar Pemeran Fachri Albar, Marsha
Timothy, Ario Bayu, Otto Djauhari, Tio Pakusadewo, Henidar Amroe. Musik Aghi
Narottama, Bemby Gusti Ramondo GascaroSinematografiIpung Rahmat Syaiful PenyuntingWawan
I WibowoDistributorLifelike PicturesDurasi115 menit Negara Indonesia Penghargaan
Festival Film Indonesia 2009*.Tata Sinematografi Terbaik :Ipung Rachmat
Syaiful*.Penyuntingan Terbaik :Wawan I. WibowoPlotPematung yang berada dalam
puncak kariernya dalam pengeksploitasian temanya yaitu wanita hamil, Gambir
(Fachri Albar) sepertinya mempunyai kehidupan yang sempurna. Selain kesuksesan,
ia mempunyai seorang istri bernama Talyda (Marsha Timothy); sang ibu yang
pengertian (Henidar Amroe); kawan-kawan dekatnya Rio (Otto Djauhari) dan
Dandung (Ario Bayu); serta pemilik galeri yang sudah dianggap seperti ayahnya
sendiri oleh Gambir, Koh Jimmy (Tio Pakusadewo).Dalam kesuksesannya,
tersembunyi kisah mengerikan didalamnya. Pertama kali Talyda menggugurkan
kandungannya, dulu yang mana Gambir masih menjadi pematung biasa diberikan
inspirasi, motivasi, dan sedikit paksaan oleh Talyda untuk memasukkan janin
miliknya kedalam perut sebuah patung hamil. Sejak saat itu hingga menikah,
Talyda membuat perjanjian kepada pemilik Klinik Aborsi untuk memberikan janin
yang sudah dikeluarkan dan disimpan klinik, kemudian diambil oleh Gambir yang
nantinya akan memasukkan janin itu ke dalam perut patung hamil, menurutnya,
itulah sebabnya kenapa patung-patungnya bisa terlihat hidup, karena ada sesuatu
yang seharusnya hidup di dalamnya. Kendati Gambir sebenarnya tidak mau, ia
akhirnya mau karena paksaan Talyda yang mengetahui bakal kesuksesan Gambir
sudah ada. Dari beberapa adegan, mulai terasalah atmosfer sebenarnya antara
orang-orang kepada Gambir. Seperti saat Koh Jimmy memaksa Gambir untuk membuat
pameran patung hamil lagi dengan mengancam akan memeberitahu isi patung
sebenarnya yang dulu pernah dilihat Koh Jimmy pada patung pertamaGambir.Kemudian
di antara kehidupan Gambir yang kini mempersiapkan pamerannya lagi, Gambir
mulai menemui sebuah tulisan berbunyi, "tolong saya" yang banyak ia
temui disekitarnya. Hal ini membuatnya frustasi dan lama kelamaan tumbuh
sesuatu yang aneh. Saat sedang berada di studio Gambir menemukan sebuah pintu
dibalik lemari yang dilarang untuk dibuka oleh Talyda. Talyda menyatakan bahwa
apabila pintu itu terbuka maka perasaannya menjadi hancur dan akan membuat
semua hal di antara mereka menjadi musnah. Setelah di jalan mendapat tulisan
yang sama, Gambir melihat tulisan"Herosase" dibawah tulisan
"tolong saya" dan disinilah ia sekarang, di gedung Herosase tanpa
mengetahui apa tujuan atau fungsi gedung itu dibangun. Seorang resepsionis
gedung itu (Atiqah Hasiholan) memberitahunya bahwa selain anggota dilarang
masuk. Setelah menunggu di luar, ia bertemu Dandung disana danDandungpun
mengajak Gambir untuk menjadi anggota Herosase.Ibu Mona, sang manajer Herosase
menjelaskan keterangan untuk menjadi anggota dengan satu syarat, tidak boleh
ada pertanyaan. Herosase dikatakan didatangi untuk mencari jawaban tanpa
pertanyaan. Maka, Gambir mendapat sebuah kamar dengan pilihan channel,
terungkaplah bahwa Herosase adalah tempat untuk mengetahui gerak-gerik penghuni
rumah-rumah dengan memasang kamera ilegal di setiap sudut rumah-rumah tersebut.
Dari sanalah ia mengetahui seorang anak kecil yang dianiaya orang tuanya, yang
hadir saat beberapa hari yang lalu Gambir lihat, maka Gambirpun berusaha
menolongnya dengan menonton aktivitasnya. Setelah diberitahu Dandung mengenai
kematian anak kecil itu, Gambir menjadi gamang dan melalui pameran patung
hamilnya yang kedua dengan tidak bahagia.Setelah mendengar rumor di pameran
secara sembunyi-sembunyi, Gambir tahu kalau anak kecil itu mungkin masih hidup.
Ia segera pergi ke Herosase dan mencari tayangan anak kecil itu. Saat ketemu,
Gambir melihat sang anak kecil mengambil pisau di dapur dan menggorok leher
kedua orang tuanya, lalu menggorok lehernya sendiri. Gambir yang shock melihat
ke menu channel dan menemukan nama Talyda Sasongko tertera disana. Gambir
melihatnya dan menemukan fakta dibalik fakta yang ia tahu. Ternyata sang ibu
menyuruh Talyda untuk berhubungan seks dengan teman-teman Gambir, yakni Rio dan
Dandung untuk mendapatkan anak setelah tahu bahwa Talyda ternyata tidak ingin
punya anak dari Gambir. Talyda juga telah merayu Koh Jimmy untuk berakting saat
meyakinkan Gambir yang dulu tidak ingin membuat patung perempuan hamil
lagi.Gambirpun menyiapkan pembalasan dengan modus dalih mengundang semua orang
terdekatnya di acara makan malam menyambut Hari Natal. Saat makan malam, Gambir
memasukkan sebuah racun kedalam wine yang dihidangkan bersama makanan. Racun
yang bernama Devilish Pit itu membuat orang yang meminumnya lumpuh selama sepuluh
menit dan hanya bisa melihat dan mendengar saja. Mulailah Gambir mengeksekusi
Koh Jimmy, Rio dan Dandung dengan cara digorok lehernya. Lalu ia membenamkan
muka ibunya kedalam mangkuk besar berisi sup dan untuk Talyda, Gambir menembak
kepalanya. Sebelum meninggal Talyda yang pengaruh racunnya mulai hilang
mengatakan mengenai pintu terlarang itu. Gambir kembali mempertanyakan pintu
itu dan mendobraknya masuk. Tanpa disadarinya, latar studio dibaliknya telah
berganti lorong gelap.Gambirpun melihat seisi ruangan itu yang ternyata adalah
rumah si anak kecil yang dianiaya itu. Ia melihat mayat sang ibu yang wajahnya
sama dengan ibu Gambir, saat itulah Gambir sadar bahwa dunia "Gambir dan
Talyda" adalah imajinasi belaka. Gambir kembali ke tempatnya yang sebenarnya,
sebuah bangsal di rumah sakit jiwa. Anak kecil yang selama ini dilihatnya
adalah kepingan dari masa kecil Gambir dan sebelum ia menggorok lehernya
sendiri dulu, polisi datang ke rumahnya. Gambir yang hidup dalam kesendirian
menjadi frustasi dan menjadi orang yang lebih baik di dunia miliknya sendiri,
kabur dari dunia realita yang kejam. Hasil pikirannya menjadi pematung adalah
berkat jasa seorang wartawati bernama Ranti yang memberikan buku dan majalah
sebagai media imajinasi Gambir. Gambir menghadiahi Ranti sebuah posisi dalam
imajinasinya, yakni sebagai Talyda. Dandung, Rio, Koh Jimmy, dan tokoh lain
adalah pengurus rumah sakit jiwa tersebut, dan digunakan sebagai tokoh dalam
imajinasi Gambir. Di akhir film, Gambir kembali berimajinasi sebagai seorang
pendeta yang menangani sebuah gereja.Setelah kredit selesai berjalan, Ranti
menelepon temannya di kantor dan pergi dari rumah sakit jiwa yang mengurung
Gambir, nama rumah sakit jiwa itu adalah Herosase.
kesimpulan :
Dari review diatas, dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Gambir mengalami gangguan mental terberat yaitu
(Skizofrenia) gila hilangnya kesadaran, perasaan, kemampuan berpikir, dan
berperilaku yang benar.
2. Semua cerita yang ada di dalam film tersebut hanyalah
sebuah imijinasi yang timbul dari pemikiran gambir. Karena dia sudah kehilangan
kesadarannya dan sudah tidak dapat berfikir secara logis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar